NAMA :
SEPTIANA AYU UTARI
KELAS : 2
DB 20
NPM :
36110470
BAB
I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Perkenalkan
saya “Septiana”, Lahir di “Jakarta” Pada Tanggal “18091992”, saat ini saya duduk di bangku
universitas “Gunadarma” Semester “4” jenjang “D3” Jurusan “Manajemen
Informatika”. Orang tua saya keturunan dan lahir dari asal daerah Jawa Tengah
Menceritakan
budaya dalam silsilah keluarga saya yang bertema “Jawa Tengah, Solo-Wonogiri”
itu lah keturunan orang tua saya yang lahir di solo. Dengan tema ini saya akan
menceritakan tentang kehidupan orang Jawa Tengah, apa saja yang istimewa di
solo, untuk itu lah saya akan berbagi kebudayaan dalam Jawa Tengah ini agar
kalian pun dapat menilai setiap suku daerah mempunyai ciri khas masing-masing
pada daerah tersebut.
II.
TUJUAN
Tujuan
pada materi ini akan memberikan pandangan pada kalian untuk mengetahui tentang
adat istiadat daerah jawa tengah. Di sertakan cerita-cerita unik dalam kisah
solo-wonogiri. Kota solo ini sangat luas antara lain kita akan membahas tentang
:
Ø Makanan
Khas Solo
Ø Tempat
Wisata
Ø Tempat
– tempat pusat perbelanjaan batik
Ø Universitas
negri
Dan
masih banyak lagi yang akan saya bahas di tema ini. Yukz kita lanjut ke isi nya
dari tema ini biar gak penasaran.
BAB
II
ISI/PEMBAHASAN
Ø Suku
Mayoritas
penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya
Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa
yang masih berdiri hingga kini.
Suku
minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan
meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak di
bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa,
dan banyak di antara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang
kental sehari-harinya.
Selain
itu di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas
Arab-Indonesia. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di
bidang perdagangan dan jasa.
Di
daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat pula orang Sunda yang sarat akan
budaya Sunda, terutama di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman
Blora (perbatasan dengan provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin yang
terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan orang Kanekes di Banten.
Ø Bahasa
Meskipun
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar menggunakan Bahasa
Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja dianggap sebagai
Bahasa Jawa Standar.
Di
samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri
dari dua, yakni kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa
Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki
pengucapan yang cukup berbeda dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran
dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, di antaranya terdiri atas Dialek Solo,
Dialek Semarang. Di antara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa Jawa
dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut di antaranya adalah Pekalongan
dan Kedu.
Di
wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di Kabupaten Brebes bagian selatan,
dan Kabupaten Cilacap bagian utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur penduduknya
yang merupakan suku Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan
sehari-harinya, sebagai bagian dari peninggalan kerajaan Galuh di Cilacap dan
Brebes.[8], dialek Bahasa Sunda yang ada di wilayah Jawa Tengah dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :
Bahasa
Sunda dialek Timur-Laut, digunakan di wilayah Kabupaten Kuningan, Kabupaten
Cirebon wilayah timur dan Kabupaten Brebes wilayah Barat dan Selatan.
Bahasa
Sunda dialek Tenggara, digunakan di wilayah Kabupaten Ciamis sekitar Kota
Ciamis dan Kota Banjar dan wilayah Kabupaten Cilacap bagian Utara.
Ø Agama
Rata
– rata penilaian untuk ke agamaan yang berada di daerah solo ini :
Islam
88%, Katholik 7%, Kristen 2%, Budha 1%, Hindu
0.5, Lainnya 0.6%
Sebagian
besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam dan mayoritas tetap mempertahankan
tradisi Kejawen yang dikenal dengan istilah abangan.
Agama
lain yang dianut adalah Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan
puluhan aliran kepercayaan. Penduduk Jawa Tengah dikenal dengan sikap
tolerannya. Sebagai contoh di daerah Muntilan, Kabupaten Magelang banyak
dijumpai penganut agama Katolik, dan dulunya daerah ini merupakan salah satu
pusat pengembangan agama Katolik di Jawa. Provinsi Jawa Tengah merupakan
provinsi dengan populasi Kristen terbesar di Indonesia , Lain daerah Suatu Desa
di Sumpiuh, Banyumas 100 % Beragama Islam dan Banyumas adalah Populasi Islam
terbesar di Indonesia.
Terdapat
pula orang-orang keturunan Yahudi dan menganut agama Yahudi di Jawa Tengah yang
jumlahnya sangat sedikit sekali. Mereka ada di wilayah Semarang, Cilacap, Solo,
dan Brebes. Mereka umumnya adalah Yahudi keturunan Belanda pada zaman kolonial.
Ø Perekonomian
Pertanian
merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, dimana mata pencaharian di
bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap.
Kawasan
hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara dan selatan.
Daerah Blora-Grobogan merupakan penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat
sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang-Ungaran-Demak-Kudus
merupakan kawasan industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat
industri rokok. Cilacap terdapat industri semen.
Blok
Cepu di pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah)
terdapat cadangan minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak
zaman Hindia Belanda telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.
Ø Transportasi
Jawa
Tengah dilalui beberapa ruas jalan nasional, yang meliputi jalur pantura
(menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi), jalur Tegal-Purwokerto,
jalur lintas selatan (menghubungkan
Bandung-Yogyakarta-Surakarta-Madiun-Surabaya), serta jalur Semarang-Solo.
Losari, pintu gerbang Jawa Tengah sebelah barat dapat ditempuh 3,5 - 4 jam
perjalanan dari Jakarta. Saat ini telah dibangun ruas jalan tol yang
menghubungkan Semarang dan Solo, sehingga mempersingkat waktu tempuh dan
memperlancar kegiatan perekonomian.
Jawa
Tengah merupakan provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur kereta api,
yakni pada tahun 1862 dengan rute Semarang-Yogyakarta, namun jalur ini sekarang
tidak lagi dipakai. Saat ini jalur kereta api yang melintasi Jawa Tengah adalah
lintas utara (Jakarta-Semarang-Surabaya), lintas selatan
(Bandung-Yogyakarta-Surabaya), jalur Kroya-Cirebon, dan jalur
Solo-Gundih-Semarang. Jalur kereta Solo-Wonogiri yang telah lama mati
dihidupkan kembali pada tahun 2005.
Untuk
transportasi udara, Bandara Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Adi Sumarmo di
Surakarta merupakan bandara komersial yang paling penting di Jawa Tengah.
Selain itu juga terdapat Bandara Tunggulwulung di Cilacap dan Bandara Wirasaba
di Purbalingga. Penerbangan Jakarta-Semarang atau Jakarta-Surakarta dapat
ditempuh dalam waktu 45-50 menit.
Ø Komunikasi dan Media Massa
Semarang,
Surakarta, Purwokerto, dan Tegal merupakan kota-kota yang memiliki stasiun
relay televisi swasta nasional. Beberapa stasiun televisi lokal di Jawa Tengah
adalah TV Borobudur, Pro-TV, Cakra Semarang TV dan TVKU (di Semarang); TATV (di
Surakarta); TegalTV (di Tegal); Kebumen TV (di Kebumen); dan Banyumas TV (di
Banyumas).
Suara
Merdeka, harian yang terbit dari Semarang, adalah surat kabar dengan sirkulasi
tertinggi di Jawa Tengah[rujukan?]; harian ini juga memiliki edisi lokal Suara
Pantura dan Suara Solo. Di samping itu terdapat koran jaringan Jawa Pos Group,
baik yang terbit bersama induknya Jawa Pos (Radar Solo, Radar Jogja, Radar
Semarang, dan Radar Kudus) maupun yang terbit sendiri (Meteor, Solo Pos, Radar
Tegal, Radar Banyumas, Joglosemar).
Ø Pendidikan dan Kebudayaan
Kebudayaan
yang ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah mayoritas merupakan kebudayaan Jawa,
namun terdapat pula kantong-kantong kebudayaan Sunda di wilayah sebelah barat
yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat terutama di Kabupaten Brebes dan
Kabupaten Cilacap
Ø Pendidikan Bahasa Daerah
Secara
umum pendidikan yang ada di Jawa Tengah terutama pendidikan bahasa daerah
mengajarkan Pendidikan Bahasa Daerah Bahasa Jawa (Bahasa Jawa Baku dialek
Surakarta-Yogyakarta) untuk seluruh Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah
dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)
sesuai dengan SK Gubernur No.895.5/01/2005, namun beberapa tahun terakhir
terutama periode 2000-an, beberapa Kabupaten / Kota terutama di wilayah barat
menginginkan untuk mengajarkan Bahasa Jawa dengan dialek mereka sendiri,
semisalnya Bahasa Jawa dialek Brebes-Tegal. Hal tersebut dilakukan karena menurut
mereka Bahasa Jawa Baku (dialek Surakarta - Yogyakarta) tidak mereka gunakan
dalam kehidupan sehari-hari terlebih tujuan dari pengajaran bahasa daerahadalah
untuk mengembangkan sekaligus melindungi bahasa daerah berikut dialeknya dari
kepunahan.
Ø TEMPAT WISATA
Ini
adalah objek wisata yang berada di kota Jawa tengah – Solo antar lain sebagai
berikut :
Istana Mangkunegaran
dibagi menjadi dua bangunan utama, yaitu pendopo dan dalem. Yang paling menarik
dari Istana adalah bahwa hal itu terbuat dari kayu jati utuh. Karaton indah
yang terawat ini terletak di pusat kota Solo, diantara Jalan Ronggo Warsito, Jalan
Kartini, Jalan Siswa dan Jalan Teuku Umar.
Istana
Mangkunegaran adalah tempat penyimpanan kesenian dan budaya yang lain. Tanah
milik kerajaan itu diisi banyak harta pusaka yang tak ternilai dan koleksi yang
sangat indah, sebagian besar berasal dari Majapahit (1293 - 1478) dan Mataram
(1586 - 1755) masa kekaisaran, tarian topeng klasik, wayang orang (tarian
drama), pakaian, wayang kulit dan wayang kayu, patung-patung religius,
perhiasan dan benda-benda antik serta pusaka- pusaka yang tidak terhitung nilainya.
Istana ini terdiri atas dua bagian utama, yaitu Pendopo ( Balairung Istana,
tempat menerima tamu ) dan Dalem ( Balairung Utama ) yang dikelilingi oleh
tempat tinggal para keluarga Raja. Bagian timur, disebut Bale Peni, digunakan
untuk tempat tinggal putra / pangeran. Bagian barat dinamakan Bale Warni,
digunakan untuk tempat tinggal putri - putri. Di dalam tempat istana yang
sangat indah ini juga terdapat perpustakaan Reksopustoko, dimana naskah yang
jarang didapat, keagamaan dan filsafat ditulis dalam gaya tulisan Jawa.
Keraton
Surakarta
Karaton Kasunanan juga disebut Keraton Surakarta Hadiningrat, dibangun pada tahun 1745 oleh Raja Paku Buwono ke II. Ini merupakan pokok kraton Surakarta, dan dibangun pada waktu bersamaan dengan kota ini ditemukan.
Secara
umum pembagian keraton meliputi: Kompleks Alun-alun Lor/Utara, Kompleks Sasana
Sumewa, Kompleks Sitihinggil Lor/Utara, Kompleks Kamandungan Lor/Utara,
Kompleks Sri Manganti, Kompleks Kedhaton, Kompleks Kamagangan, Kompleks
Srimanganti Kidul/Selatan dan Kemandungan Kidul/Selatan, serta Kompleks
Sitihinggil Kidul dan Alun-alun Kidul. Kompleks keraton ini juga dikelilingi
dengan baluwarti, sebuah dinding pertahanan dengan tinggi sekitar tiga sampai
lima meter dan tebal sekitar satu meter tanpa anjungan. Dinding ini melingkungi
sebuah daerah dengan bentuk persegi panjang. Daerah itu berukuran lebar sekitar
lima ratus meter dan panjang sekitar tujuh ratus meter. Kompleks keraton yang
berada di dalam dinding adalah dari Kemandungan Lor/Utara sampai Kemandungan
Kidul/Selatan. Kedua kompleks Sitihinggil dan Alun-alun tidak dilingkungi
tembok pertahanan ini.
Di
halaman istana didominasi oleh sebuah menara bernama Panggung Sanggabuwono,
menara yang misterius tempat bertemu antara Raja dengan Kanjeng Ratu Kidul
yaitu Penguasa Laut Selatan. Tidak ada tempat yang lain di Indonesia dapat
ditemukan sebuah monumen yang bermartabat dan penuh kedamaian, untuk tradisi,
seni dan budaya kerajaan klasik Jawa.
TAWANGMANGU
Tawangmangu
yang terletak di Karanganyar merupakan tempat wisata alam yang asri di lereng
Gunung Lawu. Keindahan alam berpadu dengan kesejukan udaranya membuat tempat
ini banyak dikunjungi wisatawan. Beberapa tempat yang sangat pantas dijadikan
tujuan wisata di kawasan ini maupun sekitarnya antara lain Grojogan Sewu (air
terjun alami), Cemara Sewu perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur), kawasan
perbukitan Tlagadlingo, taman hiburan, Pasar Tradisional Tawangmangu, bumi
perkemahan dan kebun bunga.
-
Grojogan Sewu : terletak pada ketinggian 1.100 meter di atas permukaan air
laut, memiliki keindahan yang menakjubkan untuk dinikmati wisatawan.Panorama
air terjun alami setinggi 81 meter ini berada di tengah hutan lindung yang
didiami oleh satwa kera yang jinak, arealnya sangat luas dan sejuk, lengkap
dengan fasilitas rekreasi keluarga seperti kolam renang dengan sirkulasi air
alami, arena perkemahan, taman rekreasi, kios souvenir, rumah makan dan
berbagai kopel peristirahatan.
TAMAN SATWA TARU JURUG
Taman
Satwa Taru Jurug (TSTW) atau lebih dikenal Taman Jurug terletak di pinggir kota
Solo dekat Sungai Bengawan Solo, selain dikunjungi banyak orang tempat wisata
ini juga seringkali dipakai untuk merayakan acara adat Solo. Acara adat solo
yang sering diselenggarakan disini misalnya acara Syawalan yang puncaknya
ditandai dengan Larung Ageng Gethek Joko Tingkir. Ribuan warga Solo dan
sekitarnya memadati TSTJ dan seputaran Sungai Bengawan Solo yang digunakan
sebagai tempat pelarungan. Prosesi yang menceritakan tentang kisah perjalanan
Joko Tingkir menuju Demak itu dilakukan di aliran Bengawan Solo, mulai dari
Pesanggrahan Langenharjo Grogol, Sukoharjo menuju Butuh Sragen, dengan berhenti
dahulu di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo. Pelaksanaan prosesi budaya
tersebut mendapat animo sangat besar dari masyarakat Solo. Ini terlihat dari
ribuan anggota masyarakat yang berjubel di sepanjang aliran Bengawan Solo yang
dilewati oleh arak-arakan prosesi tersebut.
KEMUNING
Selama
perjalanan dari candi Sukuh ke candi Ceto wisatawan akan melalui keindahan
hamparan hijau kebun teh yang berbukit-bukit. Didukung dengan fasilitas jalan
aspal yang berkelok-kelok di lereng gunung Lawu, serasa berpetualang di alam
bebas dengan hawa yang sejuk dan segar berada sekitar 910m dia atas permukaan
laut. Terletak di desa Kemuning, kec. Ngargoyoso, kab. Karanganyar. Perkebunan
teh ini dikelola oleh PT. Kemuning Agrotourism, 38 km dari kota Solo.
Selo (Di gunung Merapi-Merbabu)
Jika
anda melakukan perjalanan antara Magelang, Selo dan Boyolali maka anda akan
menyaksikan keindahan alam sekitar lereng lereng Merapi-Merbabu dan juga puncak
Gunung Merapi yang dapat dilihat dari Pusat Observasi Gunung Berapi di desa
Jrakah, Selo. Bagi anda yang menyukai hobi memancing, silakan mengunjungi
Tlatar, sebuah obyek wisata pemancingan di kota Boyolali.
Gua Ngantap (Wonogiri)
Gua
Ngantap adalah salah satu gua yang terdapat di kelurahan Bayemharjo, kecamatan
Giritontro, Kabupaten Wonogiri, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Gua ini adalah
salah satu gua tujuan wisatawan di Kabupaten Wonogiri selain gua Platar.
Formasi stalagtit dan stalagmit terdapat di dalam gua ini.
Waduk Gajahmungkur Wonogiri
Waduk
gajah mungkur ini lokasi nya dekat sekali dengan tempat tinggal ibu ku yang
berada di wonogiri. Mari kita ulas tentang obyek wisata ini.
Terletak
35 km ke selatan dari arah Solo, perairan danau buatan ini menelah wilayah
seluas kurang lebih 7 kecamatan. Mulai dibangun di akhir tahun 70-an dan mulai
beroperasi pada tahun 1978. Bekas penduduk yang tergusur perairan waduk di
pindahkan dengan transmigrasi Bedhol Deso ke Sitiung, wilayah Provinsi Lampung.
Merupakan salah satu obyek wisata andalan Wonogiri yang letaknya tidak terlalu
jauh dari pusat kota Wonogiri. Waduk seluas 83 km persgi ini digunakan untuk
menampung luapan air hujan setiap tahunnya dan juga sebagai sumber untuk
mengairi sawah. Pemandangan alam yang indah di sekitar waduk berimbas pada
banyaknya rumah makan yang menyajikan pemandangan menarik disekitar waduk.
Terdapat rekreasi air di lokasi ini seperti memancing, jet ski, wisata`perahu,
papan luncur dan terdapat pula bukit yang oleh warga Wonogiri disebut “Bukit
Hollywood”.
Cagar Alam Danalaya (Wonogiri)
Cagar
Alam Danalaya terletak di kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Obyek wisata cagar
alam ini merupakan hutan jati. Kayu jati di hutan ini khusus diperuntukkan
untuk membangun istana raja Surakarta. Apabila Raja Surakarta membutuhkan kayu
jati untuk membangun atau memperbaiki kraton, maka diambilah kayu dari hutan
jati Danalaya ini. Obyek wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan yang
mempunyai latar belakang minat khusus atau pecinta alam.
Gunung Lawu
Gunung
Lawu adalah sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini
mempunyai ketinggian setinggi 3.245 m. Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan
Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.
Gunung ini terletak di antara kota Surakarta dan Madiun dan berada persis di
antara perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tlatar (Boyolali)
Terletak
di Boyolali dan merupakan tempat wisata berupa mata air yang dikelola
sedemikian rupa sehingaa menjadi tempat wisata air (sekitar 7 km arah utara
kota Boyolali). Tlatar memiliki keunggulan dimana lokasinya masih sangat luas
dan memiliki beberapa pilihan kolam renang berikut tempat bagi para pemancing.
Pengging (Boyolali)
Merupakan
tempat wisata air seperti di Tlatar (sekitar 7 km arah utara kota Boyolali).
Penging memiliki keunggulan dimana dulunya merupakan tempat mandi keluarga
Kasunanan Surakarta . Sehingga disekitar Pengging ini pun masih dapat ditemukan
bangunan-bangunan kuno milik Kasunanan Surakarta. Juga terdapat makam salah
seorang pujangga Keraton yaitu Raden Ngabehi Yosodipuro.
Gua Gong
Dengan
keunikan hiasan dinding dan efek stalagtitnya yang fenomenal, gua Gong berada
pada sekitar 256 meter di bawah permukaan laut. Terdiri dari duabelas bilik gua
serta tujuh sumber mata air alami, gua Gong dapat ditempuh dengan transportasi
darat kira-kira 7 km dari pasar Punung-Pacitan (70 km arah tenggara Solo).
Masyarakat sekitar meyakini bahwa pada hari-hari tertentu (biasanya hari
Jumat), gua tersebut mengeluarkan suara seperti gong ditabuh dalam irama musik
Jaranan yang konon masih bisa didengarkan sampai sekarang. Alasan inilah yang
melahirkan pemberian nama gua Gong.
Girimanik (Wonogiri)
Girimanik
merupakan kawasan wisata alam yang berudara sejuk dengan panorama alam yang
sangat indah. Di kawasan wisata ini terdapat tiga buah air terjun yang
dinamakan Air Terjun Manik Moyo, Tinjo Moyo, serta Condromoyo. Air Terjun Manik
Moyo mempunyi ketinggian 70 meter sedangkan Air Terjun Tinjo Moyo mempunyai
ketinggian 30 meter. Tidak jauh dari Air Terjun Manik Moyo terdapat sebuah
tempat sakral peninggalan atau petilasan Raden Mas Said yang dikenal dengan
nama Batu Resi. Daerah wisata ini berlokasi di Desa Setren, Kecamatan
Slogohimo, Kabupaten Wonogiri yang berjarak dari pusat kota sekitar 40 km.
Pantai Sembukan (Wonogiri)
Pantai
Sembukan adalah sebuah pantai di Desa Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa
Tengah, Indonesia. Pantai ini merupakan salah satu tujuan wisata di Wonogiri.
Obyek
Wisata ritual Sembukan merupakan salah satu obyek wisata ritual di Kabupaten
Wonogiri yang mempunyai beberapa sarana ibadah antara lain masjid, paseban dan
sanggar. Menurut mitos, obyek wisata ritual pantai Sembukan ini merupakan pintu
gerbang ke-13 kerajaan Ratu Kidul. Gerbang ini digunakan untuk lewat Kanjeng
Ratu Kidul saat menghadiri pertemuan dengan Raja-raja Kasunanan Surakarta (Paku
Buwono).
Setiap
setahun sekali diadakan selamatan (Larung Ageng) baik oleh Kraton Surakarta,
Pemkab Wonogiri maupun masyarakat desa Paranggupito. Event ini sangat menarik
dan selalu mendatangkan wisatawan yang cukup banyak. Obyek wisata ini masuk
wilayah Desa Paranggupito. Untuk menuju lokasi tersebut memerlukan waktu
perjalanan kira-kira 2 jam dengan kendaraan bermotor.
Sendang Siwani (Wonogiri)
Sendang
Siwani merupakan petilasan Raden Mas Said (KGPAA Mangkunagara I) saat melakukan
gerilya melawan VOC serta pihak Mataram yang saat itu berada di pihak VOC.
Konon di sendang (’sendang’ dalam bahasa Jawa berarti kolam atau danau kecil)
inilah Raden Mas Said mendapatkan petunjuk dari Yang Mahakuasa mengenai
strategi untuk meraih kemenangan dalam perang melawan penjajah.
Dalam
perkembangan waktu, berkembang mitos atas tempat ini yang menyatakan bahwa
orang yang melakukan tirakat/meditasi di tempat ini akan terkabul
permohonannya. Sampai sekarang tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata
ritual di Kabupaten Wonogiri.
Gua Putri Kencono (Wonogiri)
Gua
Putri Kencono adalah suatu gua yang terletak ±30 km sebelah selatan Kota
Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Kahyangan (Wonogiri)
Sesampai
di Kahyangan, pengunjung akan mendapati goa yang terletak di atas kedung. Konon,
tempat itu sebagai tempat bersemedinya Danang Suto Wijoyo, atau yang dikenal
dengan Panembahan Senopati, raja pertama kerajaan Mataram Islam. Selain itu,
terdapat pula air terjun, dan puncak Kahyangan yang konon merupakan tempat di
mana Sutowijoyo menemuai Kanjeng Ratu Kidul, sehingga bagi yang percaya tahyul,
dilarang memakai baju yang berwarna hijau.
Tempat
itu sangat ramai di malam menjelang pergantian tahun Jawa (bulan Suro). Banyak
pendatang dari luar daerah, terutama dari daerah Yogyakarta, untuk bertirakatan
di sana. Di hari-hari biasa, terutama malam Jum’at Kliwon, biasanya banyak
dikunjungi orang-orang dari luar daerah, yang mengadakan syukuran atas
keberhasilan yang telah dicapai di tempat perantaunnya, dengan mengundang warga
sekitar.
Ø MAKANAN KHAS SOLO
Inilah makanan khas
daerah solo, dan saya pun sebagai turunan orang solo menyukai salah sau makanan
tersebut antaranya : Krupuk gendar/karak, serabi solo, garang asem dan masih
banyak lagi yang belum di ulas pada tema ini.
Ø
Solo : gudeg, sate kambing, thengkleng, srabi solo, nasi liwet, timlo solo, racikan salat,
krupuk karak/gendar,
bakso popular ukuran bola golf, tahu acar, sayur tumpang
Ø
Wonosobo
: mie ongklok, sagon, tempe kemul,
geblek, wedang ronde, manisan carica,
keripik jamur, dendeng gepuk
Ø KHAS KAIN BATIK SOLO
Batik itu merupakan warisan leluhur bangsa Indonesia
yang hingga kini masih mendapatkan tempat di hati masyarakat. Batik tetap
terlihat istimewah di tengah persaingan segala hal yang modern. Khususnya, pakaian ini merupakan contoh, banyak
kalangan muda yang memakai pakaian yang modern yang berbagai banyak macam
model-model terkini yang berbau model luar negri.
Batik memang menjadi salah satu cirri khas Indonesia,
salah satu batik yang sudah cukup punya nama, baik nasional maupun
internasional yaitu “Solo”.
Laweyan adalah kampung batik tertua di Indonesia.
Batik merupakan karya seni tradisional yang banyak ditekuni oleh masyarakat
Laweyan, maka kampung Laweyan pernah dikenal sebagai kampung “Juragan Batik”
dan mencapai kejayaannya pada di era 1970-an. Banyak showroom batik di kampung
batik yang menarik dan dapat di kunjungi di salah satu daerah wisata ini.
Ø Perguruan Tinggi dan Akademi
Jawa Tengah memiliki sejumlah perguruan tinggi
terkemuka, terutama di kota Semarang dan Surakarta. Perguruan tinggi negeri
meliputi: Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes),
dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Walisongo di Semarang; Universitas
Sebelas Maret (UNS) di Solo, serta Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di
Purwokerto
Sedangkan universitas swasta di Jawa Tengah antara
lain Universitas Semarang (USM), Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS),
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Salatiga, Universitas Islam Sultan
Agung (Unissula) dan Unika Soegijapranata di Semarang, STIE Bank BPD Jateng,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Magelang,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Semarang ( UNIMUS
), Universitas Pekalongan UNIKAL serta Universitas Panca Sakti di Tegal.
Selain itu juga terdapat Akademi Angkatan Darat
(AAD) dan SMA Taruna Nusantara di Magelang serta Akademi Kepolisian di
Semarang. LPLP Tutuko adalah lembaga pendidikan aviasi dan maintenance
penerbangan (mekanik) di Surakarta (Jl. Merapi, Surakarta) dan Yogyakarta (Jl.
Sorosutan, Yogyakarta).
Ø Keris, Senjata Khas Jawa Tengah
Sejak zaman dulu, keris selalu menjadi
lambang kekuatan, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Pada dasarnya, keris
tidak berbeda dengan senjata tradisional lainnya. Bermata tajam serta digunakan
untuk memotong, menusuk, atau mengiris.
Keris telah dibuat oleh para empu
pembuat keris sejak zaman dulu. Campuran antara materi baja dengan meteorit,
dengan teknik tempa lipat, menjadikan keindahan fisik keris terbentuk.
Dalam
dunia perkerisan, dikenal istilah pamor daden. Pamor daden adalah pamor atau
“cahaya” yang terbentuk secara spontan, tanpa rekayasa sang empu pembuat keris.
Menurut percobaan yang dilakukan, keris biasanya memiliki kandungan
radioaktivitas yang tinggi. Oleh karenanya perlu ada cara untuk menetralkannya.
Salah
satu cara menetralkan bahaya radiasi itu dengan menyarungkan bilah keris ke
dalam rangka kayu tertentu. Kayu-kayu yang biasa digunakan adalah kayu Timoho,
Trembalu, Cendana, Awar-awar, Galih asem, Liwung, atau gading gajah.
Selain itu, ada
pula istilah pamor rekan atau pamor buatan. Pamor rekan adalah jika sejak awal
pembuatan keris, sang empu keris menginginkan “cahaya” tertentu dari kerisnya.
Ciri khas keris Solo, biasanya memiliki
aksesoris banyak yang bertahtakan berlian serta berangka kayu cendana wangi.
Selain itu, badan keris pun tak jarang bertahtakan emas berlian.
PENUTUP
Sekian isi dari tema saya yang
menceritakan budaya solo. Kurang lebihnya mohon di maklumin. Semoga info dari
saya bermanfaat untuk pembaca.
Intinya kia harus mengatahui asal muasal
adat istiadat sesame agar bisa saling menghargai apa ke punyaan pada suku
budaya lain.
Tetap saling menghargai satu sama lain
agar mempererat persaudaraan bersama.
“Bersatu menuju kesuksesan dan
kebersatuan”
DAFTAR PUSAKA
Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin,
Aris Anan; Indonesia's population: ethnicity and religion in a changing
political landscape, 2003
Permana, Merdeka. 2010 "Sunda Lelea
yang Terkatung-katung": Pikiran Rakyat